PETA Kritik Mobile Legends Karena Penggambaran Kekejaman Terhadap Hewan

PETA Criticizes Mobile Legends for Depictions of Animal Cruelty

Perkenalan

Legenda Seluler: Bang Bang adalah salah satu game arena pertempuran online multipemain (MOBA) terpopuler di dunia. Dengan jutaan pengguna aktif setiap hari, ini telah menjadi fenomena budaya. Namun, popularitas tersebut tidak melindunginya dari kontroversi. Baru-baru ini, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menargetkan game tersebut karena dugaan penggambaran kekejaman terhadap hewan, sehingga memicu perdebatan tentang tanggung jawab pengembang video game dalam menggambarkan hewan.

Latar belakang

Apa itu Mobile Legends?

Mobile Legends merupakan game MOBA 5v5 bertempo cepat yang dikembangkan oleh Moonton, anak perusahaan ByteDance. Dirilis pada tahun 2016, game ini dengan cepat naik ke tangga lagu, khususnya di Asia Tenggara, dan terus mempertahankan basis pemain yang kuat karena gameplay-nya yang menarik dan pembaruan yang sering dilakukan.

Siapa PETA?

Didirikan pada tahun 1980, PETA adalah organisasi hak-hak hewan terbesar di dunia, dengan lebih dari 6,5 juta anggota dan pendukung. Dikenal karena kampanye dan demonstrasinya yang terkenal, PETA berupaya untuk menegakkan dan melindungi hak-hak semua hewan.

Kontroversi

Apa Tuduhannya?

PETA mengkritik Mobile Legends karena memasukkan elemen dalam game yang menurut mereka mendukung kekejaman terhadap hewan. Elemen-elemen ini, klaim mereka, melibatkan karakter hewan yang dianiaya atau digunakan dengan cara yang tidak pantas dalam konteks narasi game. Misalnya, karakter pahlawan tertentu dikaitkan dengan hewan peliharaan yang mungkin melambangkan eksploitasi di kehidupan nyata.

Kekhawatiran Khusus

  1. Desain Karakter: Beberapa karakter hewan dalam game, menurut PETA, dirancang sedemikian rupa sehingga meniru praktik kejam yang terlihat di kehidupan nyata, seperti berkelahi atau menangkap.

  2. Acara Dalam Game: Acara khusus dalam game terkadang menampilkan karakter hewan, yang menurut PETA dapat membuat pemain tidak peka terhadap masalah kesejahteraan hewan.

  3. Monetisasi: Argumennya meluas ke model monetisasi game, yang terkadang memberikan insentif untuk memperoleh atau meningkatkan elemen terkait hewan, sehingga mendorong apa yang mereka lihat sebagai bentuk eksploitasi digital.

Tanggapan dari Moonton

Pernyataan

Moonton telah menanggapi tuduhan tersebut dengan menyatakan bahwa game tersebut dimaksudkan untuk tujuan hiburan saja dan karakternya hanyalah fiksi. Perusahaan menekankan bahwa Mobile Legends mencakup berbagai elemen fantasi, tidak terbatas pada hewan, dan tidak ada niat untuk mempromosikan kekejaman atau eksploitasi.

Perubahan Terkini

Sehubungan dengan masukan tersebut, ada laporan bahwa Moonton mengambil langkah-langkah untuk meninjau konten yang mungkin dianggap bermasalah. Namun, belum ada pernyataan resmi yang mengkonfirmasi perubahan spesifik dalam menanggapi kritik PETA.

Etika Representasi Hewan dalam Permainan

Standar Industri

Video game sering kali melibatkan elemen fantasi, termasuk hewan, sehingga menimbulkan pertanyaan lebih luas mengenai standar etika dalam lanskap digital. Meskipun semakin banyak game yang menggambarkan hewan, industri ini tidak memiliki pedoman terpadu untuk representasi etis.

Masukan Komunitas

Komunitas pemain memiliki tanggapan beragam. Beberapa pelaku pasar mendukung pendirian PETA, menyoroti pentingnya pertimbangan etis dalam media. Yang lain berpendapat bahwa konteks fantasi permainan memberikan perbedaan yang jelas dari tindakan dan etika dalam kehidupan nyata.

Kesimpulan

Perdebatan antara PETA dan Mobile Legends menekankan kompleksitas representasi hewan dalam video game. Seiring dengan terus berkembangnya industri game, perusahaan mungkin perlu mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari pilihan kreatif mereka. Meskipun Mobile Legends tetap menjadi yang terdepan dalam mobile gaming, diskusi mengenai pembuatan dan representasi konten yang etis kemungkinan akan terus berlanjut.

Implikasi di Masa Depan

Kritik dari PETA mungkin mendorong lebih banyak pengembang game untuk merenungkan konten mereka dan secara proaktif terlibat dengan organisasi dan komunitas untuk mendorong inklusivitas yang bertanggung jawab. Ketika sorotan terhadap etika game semakin meningkat, game seperti Mobile Legends perlu mengarahkan sentimen publik dan tanggung jawab perusahaan dengan fokus dan sensitivitas baru.